Padahal mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menyuguhkan soal-soal yang opsinya hampir mirip. Terkadang terasa bahwa semua opsi yang disajikan hapir mirip semua, bahkan dirasakan benar semua. Ini berarti daya kecoh soal tinggi sementara daya kehatihatian siswa dalam mengerjakan soal kurang. Akibatnya nilai Bahasa Indonesia mereka mengecewakan.
Soal Bahasa Indonesia biasanya terdiri atas 50 soal dengan durasi waktu yang disediakan selama 120 menit. Ini berarti setiap siswa mempunyai kesemptan mengerjakan setiap soal selama 2 menit. Padahal soal Bahasa Indonesia biasanya menyuguhkan bahan bacaan yang banyak, bahkan satu soal harus menyita satu halaman lembaran soal. Bagi siswa yang ”alergi” terhadap bacaan melihat bahan bacaannya saja yang begitu panjang sudah pusing, belum ditambah dengan pemahaman isi pertanyaan yang menyuguhkan opsi yang kalimatnya juga panjang-panjang. Tentu saja hal ini tidak bisa dianggap enteng. Untuk bisa menjawab soal dengan baik tidak hanya diperlukan kemampuan membaca yang handal, namun juga daya tangkap membaca yang bagus. Di sinilah kemampuan efektiofitas membaca (KEM) yang dimiliki seorang siswa benar-benar diuji. Sedangkan umunnya agi siswa yang memiliki KEM rendah, krang dari 300 kata permenit (kpm) untuk SMA, maka hal ini adalah hal yang sulit.
Untuk mencoba mengatasi hal tersebut ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam menjawab soal UAN Bahasa Indonesia. Pertama, persiapkan mental saat sebelum ujian jangan sampai kita grogi, merasa takut oleh pengawas yang tidak dikenal, terburu-buru karena takut kehabisan waktu, atau hilangkan segala permasalahan jiwa yang membelenggu perasaan kita. Untuk ini biasanya perlu dimantapkan dengan berdoa terlebih dahulu dengan khusyu. Konsentrasikan benar-benar pikiran kita hanya kepada soal ujian, jangan pikirkan yang lain.
Kedua, jika soal menyajikan bahan bacaan yang panjang maka bacalah terlebih dahulu apa yang ditanyakan pada soal tersebut. Jika sudah tahu apa yang ditanyakan maka kita akan lebih mampu menemukan jawabannya sambil membaca isi teks. Hal ini biasanya lebih efektif daripada kita membaca wacananya terlebih dahulu baru membaca pertanyaannya. Karena grogi, tegang, atau kondisi psikhis lainnya biasanya lupa lagi apa yang terdapat dalam bacaan sehingga terpaksa membaca ulang wacananya, dan tentunya sangat boros waktu. Belum lagi dihadapkan dengan kalimat dalam setiap opsi yang panjang dan mirip.
Kedua, hal yang paling biasa ditanyakan dalam soal adalah menemukan gagasan utama atau gagasan pokok paragraf. Gagasan utama biasanya terkandung dalam kalimat utama. Dalam kalimat utama itulah terdapat ide utama yang selalu menjadi bahasan dalam ide-ide dalam kalimat lainnya. Pertimbangkan kekuatan ide antakalimat, ada ide utama ada ide pendukung.
Ketiga, dalam setiap opsi jawaban terkadang mengandung kalimat yang panjang. Ambillah intisari dari kalimat yang panjang itu. Jika intinya telah dikuasai maka dengan mudah perbedaan setiap opsi akan kita rasakan, maka pikiran kita akan mengacu kepada sesuatu yang paling kita yakini.